Kamis, 20 Maret 2014

Anne Avantie

Tugas Seni Budaya
Biografi dan Perjalanan Hidup
Anne Avantie

Disusun oleh :
Nurhayati                                ( 26 )

X-IA3
SMA Negeri 1 Pandaan
Jl. Dr. Soetomo Pandaan 67156 – Kab. Pasuruan
Phone 0343631593 Fax. 0343630983
www.smanda.sch.id

Tahun Pelajaran 2013-2014


Pendahuluan

          Anne Avantie! Ya, siapa yang tak kenal dengan tokoh tersebut? Ketika mendengar namanya, terbesit dipikiran kita adalah “perancang busana –kebaya- terkenal”. Fashion  designer kebayanya para artis papan atas Indonesia. Kebayanya yang mewah dan sangat baik.
          Karyanya yang sudah mendunia, langganan para Miss Indonesia bahkan Miss Universe. Dan pasti jadi membayangkan kalau seandainya kita bisa pake kebaya rancangannya. Woow, bangga sekali pastinya.
          Nama Anne Avantie sudah bisa disejajarkan dengan deretan desainer papan atas Indonesia. Perjalanan kariernya sebagai seorang perancang busana dilalui dengan penuh liku. Kini, hidupnya lebih banyak diabdikan untuk membantu anak-anak penderita Hydrocephalus.
          Anne Avantie juga terkenal sebagai trendsetter fashion kebaya Indonesia. Ia mengubah citra kebaya nasional yang berkesan kuno menjadi busana yang menarik, mengikuti perkembangan zaman dan tetap mempertahankan identitas budaya Indonesia. Perjumpaannya dengan Tuhan lewat orang-orang yang didera penyakit, menyadarkannya bahwa hidup ini bukanlah diukur dari popularitas dan uang melainkan menjadi berkat bagi sesama.
         
Prestasi Anne Avantie bukan hanya di bidang Fashion saja. Tetapi wanita yang aktif juga sebagai penulis di buku-buku rohani dan banyak dikenal sabagai wanita inspiratif katolik juga melakoni banyak bidang lain yang sama seriusnya dengan bidang fashion yang membesarkan namanya.
          Nah, untuk mengetahui lebih lanjut tentang tokoh tersebut. Saya menulisnya dalam klipping sederhana yang berjudul “Biografi dan Perjalanan hidup Anne Avantie” ini. Yang mana merupakan rangkuman dari berbagai sumber di internet.
                                                                                               
                                                                                                Salam,

                                                                                                Penulis



Anne Avantie
Top designer of ‘Kebaya’
BIOGRAFI

Dikenal sebagai sosok wanita multilaten. Lahir di Semarang, 20 Mei. Ia adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Anne Avantie menikah dengan Yoseph Henry dan ibu dari 3 orang anak. Anak  pertamanya, Intan Avantie menikah dengan Christinus memiliki satu anak; Matthew Archiello Keenant Wijasena. Anak kedua dan ketiga Anne semua laki-laki yakni Ernest Christoga Susilo dan Ian Tadio Christoga Susilo. Menilik garis keturunan, darah seni yang mengalir deras dalam dirinya berasal dari ibunya, Ny Amie Indriati. Ayahnya Alm. LM. Hari Alexander. Rupanya, Ibunda Amie yang sekilas lebih mirip kakak adik dengan Anne Avantie dari pada sebagai ibunya ini sejak mudanya berkecimpung dalam dunia fashion dankecantikan.

PERJALANAN HIDUP

Tak punya cita-cita
Sebagian besar masa kecilnya dilewatkan di daerah Mangkubumen, Solo. Sebagai anak tunggal, seharusnya ia mendapat limpahan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Namun, ternyata itu tidak terjadi. Masalah rumah tangga membelenggu kehidupan kedua orang tuanya. Hal tersebut menjadikan hubungan dengan orangtuanya tidak cukup dekat.

Tidak adanya kehangatan dalam keluarga, membuatnya senantiasa hidup dalam kebingungan. Ia merasa kurang memperoleh perhatian mereka selama masa pertumbuhannya. Akibatnya, ia tumbuh menjadi seorang anak yang tak pernah memiliki cita-cita maupun impian seperti layaknya anak-anak lain. Hingga sekarang, annepun selalu bingung bila ada yang menanyakan cita-citanya di masa kecil.

Namun, ia tidak pernah menyesali apa yang terjadi. Justru itulah yang membuatnya tegar dan bertahan dalam mengarungi ganasnya kehidupan dunia di kemudian hari.

Buat hiasan rambut dan merancang kostum tari di masa mudanya

Sungguh bersyukur, ia tidak termasuk anak manja. Ia terbiasa hidup mandiri. Kondisi ekonomi keluarganya yang tergolong pas-pasan, justru membuat kreativitasnya muncul. Saat itu, ia mulai membuat aneka hiasan rambut sendiri. Berbagai model pita dan jepit rambut bisa ia buat dengan mudah.

Semasa duduk di bangku SMP Ursulin, ia mulai menawarkan hiasan rambut itu pada teman-teman sekolah. Tak disangka, hiasan rambut buatannya banyak disukai oleh teman-temannya. Ia pun terpacu untuk terus membuat lebih banyak lagi.

Sejak saat itu, ia telah mampu menghasilkan uang sendiri. Tak sedikit pun terbersit rasa malu di hatinya melakukan pekerjaan itu. Ia justru merasa bangga, karena hasil karyanya dihargai orang lain.

Ia juga suka dunia tari dan kesenian. Apalagi, pada masanya itu sedang gencar-gencarnya diadakan lomba tari modern. Hampir tiap sekolah pasti memiliki grup tari. Mereka mempersiapkan kostum khusus tiap kali tampil di depan publik. Dari sanalah ia memperoleh ide untuk membuat kostum tari.

Mulailah ia mereka-reka rancangan berbagai kostum tari. Ia bisa merancang, tapi tidak bisa menjahit. Dengan bantuanIbunya, ia mulai belajar menjahit kostum tari sendiri di rumah. Ia juga mencoba membuat desain kostum tari yang unik. Kostum tari rancangannya ternyata juga disukai.

Karier
Tahun 1989, di bengkel jahit sederhana Griya Busana Permatasari, Anne mulai meniti karirnya. Mungkin kita menganggap keberhasilan Anne menjadi seorang pelopor model pembuatan kebaya yang menjadi trend setter itu diperoleh layaknya membalikkan telapak tangan. Tidak! Sebelum menjadi perancang terkenal seperti sekarang, Anne juga melewati berbagai rintangan dan cobaan yang cukup menguras air mata. Bagaimana tidak? Ia pernah tertipu langganannya, menghadapi tuntutan para kliennya atas hasil kerjanya, berhadapan dengan penyitaan Bank, dicaci maki oleh para Debt Collector (penagih utang), bahkan saat Anne jatuh pun tidak ada pemilik toko bahan/ kain yang mengijinkan Anne ‘berhutang’ ditokonya. Alumni SMU Loyola, Semarang itu juga mengalami masa dimana ia harus menjual TV, setrika, dan kipas angin hanya untuk makan keluarganya. Namun, keadaan ‘jatuh’ yang serba kekurangan tersebut tidak menghentikan langkah Anne dalam berkarya dan berusaha. Ia selalu berdoa dan meminta penghiburan atas kehidupannya kepada Tuhannya.

Anne mengaku tidak pernah menempuh jalur pendidikan formal untuk merancang busana. Meskipun tidak memiliki latar belakang pendidikan di bidang mode, rancangannya tidak saja berhasil menyejajarkan dirinya dalam deretan perancang papan atas di Indonesia. Namun, hal tersebut tidak membuat dirinya berkacak pinggang kepada orang-orang yang masih di ‘bawah’, ia tidak tinggi hati atas pencapainnya sekarang. Karyanya banyak ditiru orang, namun ia mengganggap hal tersebut adalah suatu kewajaran. Alih-alih marah, atau menuntut, ia bahkan sangat bersyukur karena Tuhan telah memilihnya, melalui karyanya ia bisa menginspirasi banyak orang.


“Karya saya dikloning dari sabang sampai merauke, dari kelas kambing sampai kelas kakap, dari kelas pasar sampai kelas butik, dari penjahit sampai desainer. Tapi saya bersyukur bahwa Tuhan memlilih saya, melalui karya saya, saya dapat menginspirasi dan menjadi saluran berkat bagi banyak orang.”

Dan selanjutnya darah seni yang sama pula yang secara estafet dialirkan Anne kepada anak perempuan satu – satunya, Intan Avantie, yang juga dikenal sebagai desainer muda berbakat. Itu sebabnya, Amie Indriati, Anne Avantie dan Intan Avantie dikenal sebagia 3 generasi kebanggaan Indonesia di dunia fashion.


Keluarga
Anne berusaha menjalani kehidupan agar roda usahanya berjalan berimbang dengan kehidupan keluarga, maupun spirirtualitasnya. Di tengah kesibukannya, ia tak pernah lalai menjalani tugas sebagai istri, ibu dan anak bagi keluarganya. Karena dari keluarganya, ia mendapatkan sumber inspirasi dan dukungan moral.

            "Keluargaku adalah lentera hidupku, bagai dian yang tak pernah padam"


Karya dan Penghargaan
Sejak muncul di kancah dunia fashion nasional dengan bergabuang di Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Jawa Tengah dan belakangan menjadi anggota APPMI Jakarta, proses kreatif kebaya Anne Avantie telah memberi angin segar bagi perkembangan dunia fashion Indonesia. Trend Kebaya Anne Avantie juga merupakan tonggak baru eksplorasi garis rancang dan siluet kebaya. Kalau sebelumnya kebaya tampil dengan aturan baku yang cenderung konvensional dan kaku, di tangan Anne kebaya diolah dan menjelma menjadi adibusana yang menembus garis batas ( borderless line ) kedaerahan tanpa meninggalkan akar budaya bangsa.

Setelah berkecimpung selama 20 tahun dalam industri fashion akhirnya berkat kerja keras, komitmen dan kegigihannya Anne Avantie telah berhasil membangun Image dengan mendirikan 2 butik exclusifnya di Jakarta, Anne Avantie butik di Mall Kelapa Gading III lt 1 dan Roémah Pengantén di WM UG 07 Grand Indonesia. Tahun 2009 Anne Avantie dengan divisi barunya Avantie Art juga menghadirkan “ PENDOPO “ di Mall Kelapa Gading V Lt 3 Unit R. 7 Jakarta sebagai eksistensinya di bidang seni merangkul para UKM ( usaha Kecil Menengah ) sehingga “ PENDOPO “ yang menjual “ produk Indonesia dengan harga Indonesia ” menjadi salah satu bukti kecintaannya pada budaya bangsa ini.

Ia bahkan berhasil mencatatkan prestasi tak hanya di dalam negeri namun hingga ke mancanegara. Pelanggannya datang dari kalangan pejabat hingga selebritis. Beberapa Miss Universe yang datang ke Indonesia juga pernah mengenakan kebaya rancangan Anne. Mereka antara lain, Jennifer Hawkins (Miss Universe 2004 asal Australia), Chyntia Ollavaria (runner up 1 Miss Universe 2005 asal Puerto Rico), Zulyeka Rivera Mendoza (Miss Universe 2006 asal Puerto Rico), Riyo Mori (Miss Universe 2007 asal Jepang), serta Dayana Mendoza (Miss Universe 2008 asal Venezuela).
Anne Avantie telah mendapatkan sejumlah penghargaan, diantaranya:
  • “Kartini Award” tahun 2004 – 2005 dari Ibu Negara, Ny. Kristiani Susilo Bambang Yudhoyono. Anugerah tersebut merupakan penghargaan terhadap Anne Avantie sebagai perempuan pengusaha yang berhasil mengembangkan industri kecil.
  • “Kartini Award” tahun 2008
  • “Wanita Indonesia Bisa“ dimana penghargaan tersebut diberikan oleh menteri pemberdayaan perempuan Ibu Meuttia Hatta pada peringatan hari Ibu 2008.
  • Buku Biografi Anne Avantie, “Aku Anugerah & Kebaya “ yang ditulis oleh Albertine Endah.
Anne dan Hydrocephalus
Berawal dari rasa syukur atas kesembuhan sang ibu tercinta dari kanker serviks, Anne merasa berhutang pada Tuhan, hatinya tergerak dan terpanggil untuk melakukan sesuatu. Sebuah keinginan kuat untuk membalas Tuhan, keinginan yang mendorongnya setiap pagi hingga malam. Hingga ia dipertemukan dengan seorang anak penderita Hydrocephalus Aris Mansori pada tahun 2000, anak dengan kepala membesar itu telah menyentuh hatinya yang paling dalam dan menggerakkan nuraninya untuk berbuat sesuatu. Hal itulah yang pertamakali membuat Anne merasa begitu berarti.

Dalam sebuah perjalanan kehidupan rohani yang sangat panjang, Anne merasakan sangat sulit berada dalam dua dunia yang berbeda. Dengan profesinya sebagai seorang fashion designer di dunia keartisan yang glamour, ternyata kenyataan panggilan dalam hidupnya berbalik 180
. Kadang ia merasa, kenapa Tuhan menjadikannya sebagai designer, bukan sebagai perawat, dokter atau seseorang yang berkecimpung di dunia kesehatan. Dan pertanyaan itu sangat kuat dalam dirinya. Setelah merasakan depresi yang sempat membuatnya ingin lepas dari dunia fashion, akhirnya Anne menemukan jawaban dari nasihat temannya: “Anne, kita harus kaya, kita harus bekerja dengan giat. Kita harus memaknai pekerjaan sebagai fashion designer. Dengan pekerjaan kita, kita akan bisa membiayai apa yang akan kita lakukan, melakukan sesuatu dengan subsidi silang.”

“Kalau aku berjalan, aku berharap bekas telapak kakiku tidak terhapus begitu saja,,, Aku ingin banyak telapak-telapak kaki lain yang mengiringi langkahku.”

Sisi lain Anne
Bisa jadi hal ini bisa menjadi inspirasi bagi designer daerah juga ingin mereguk sukses di Ibu Kota, Jakarta. Ketekunannya dalam berkarya dan tak pernah kering inovasi telah menghantarkan sosok Anne Avantie menjadi panutan bagi banyak orang. Anne Avantie dikenal sebagai pribadi yang rendah hati, murah hati bahkan sangat tidak pelit berbagi ilmu. Itu sebabnya, workshop dan pelatihannya selalu dipenuhi para ''pengangsu kawruh'' yang ingin belajar tentang ketrampilan dan kewirausahaan. Mereka tak hanya dari kalangan kalangan pelajar ataupun penjahit – penjahit sampai designer juga ibu – ibu Rumah Tangga.

Keteladanan Anne Avantie dengan program subsidi silang dan tanpa dipungut biaya pelatihan menggugah banyak instansi terkait untuk mengundang Anne Avantie sebagai nara sumber. Kerja keras dan usahanya serta keberhasilannya mau tak mau menjadi Inspirasi banyak perempuan di Indonesia.

Satu hal yang barangkali perlu dikenali dalam sosok sederhana diri Anne Avantie, bahwa Ia adalah sosok penuh kelembutan dan belas kasih. Semangat berbagai dan selalu ingin mencintai dengan tulus seperti yang selalu ditaburkan Bunda Theresa sebagai sosok yang dia kagumi selain ibudannya Ny Amie, Anne pun terpikat untuk melayani sesama.
Hingga pada akhirnya Anne Avantie memenuhi “ Panggilan “ Tuhan berkarya di bidang kesehatan dengan mendirikan “ Wisma Kasih Bunda “ ( Pelayanan Kasih Hydrocephalus RS. St. Elisabeth Semarang ). Di sini Anne merawat dan berupaya memberikan kesembuhan didampingi para dokter relawan untuk anak-anak penderita Hydrocephalus, Astresi Ani ( anak tanpa lubang dubur ), tumor, Labiopalataschisis, bibir sumbing dan penyakit-penyakit yang membutuhkan penanganan darurat.

Yang membanggakan, pertolongan pelayanan operasi cuma – cuma tanpa biaya dan pasien – pasien wisma tidak hanya dari Jawa Tengah tapi meluas sampai Papua, Nias, Aceh, Flores, Ambon dll. Mengenai kiprahnya dibidang kemanusiaan ini diakui Anne kalau awalnya tidak berjalan dengan mulus. Bahkan Anne Avantie mengemukakan bahwa “ Walau sebagian orang mencibir bahkan menuduh apa yang dilakukannya adalah suatu upaya untuk meningkatkan popularitasnya. Sekalipun begitu Anne tidak berkecil hati. Dengan mantap Anne Avanti melangkah menjawab “ Panggilan Tuhan”. Sehingga keputusannya untuk memberikan keseimbangan dalam kariernya tetap menjadi fokus.Dua dasawarsa sudah Anne Avantie menjalani kehidupan panjang sebagai pelaku fashion sekaligus menjadi bagian perkembangan dunia kreatif wanita Indonesia. Di depan, masih banyak karya-karya lain yang telah menunggu dan menjadi bukti ketulusan dan perjuanganya sebagai wanita Indonesia yang sejati.
\  Daftar Pustaka